Kembali Ke Beranda

Wall of Fame

Sepak Terjang Anak Muda Tanah Air dalam Pembangunan Bangsa

Rengasdengklok

Kejadian ini merupakan salah satu kejadian bersejarah dalam upaya kemerdekaan Indonesia. Menariknya, peran anak muda dalam kejadian ini cukup signifikan. Upaya “penculikan” Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok didalangi beberapa pemuda yang memiliki visi untuk memerdekakan Indonesia dari Jepang. Tujuannya, untuk menjauhkan kedua orang tersebut dari pengaruh Jepang. Tanpa para pemuda, belum tentu Soekarno dan Hatta dapat menggagas proklamasi.

Aksi 98

Salah satu yang dikenang ketika tahun 1998 adalah tertembaknya beberapa mahasiswa Universitas Trisakti. Jika dilihat dari skala yang lebih besar, mahasiswa dari berbagai universitas bersatu pada momen itu untuk memperjuangkan keadilan serta menggulingkan pemerintah yang dinilai sudah tak sesuai dengan kebutuhan rakyat. Pada akhirnya, pemerintahan Orde Baru berakhir usai protes dan demonstrasi berhari-hari oleh pemuda-pemudi Indonesia.

Bandung Lautan Api

Peristiwa ini kerap dinyanyikan secara tersirat pada lagu Halo-Halo Bandung, tetapi tahukah bahwa anak muda berperan besar pada kejadian ini? Pemuda berumur 19 tahun bernama Mohammad Toha dan Mohammad Ramdan memulai Bandung Lautan Api dengan meledakkan gudang mesiu dengan granat tangan. Keduanya berkorban dan tewas pada kejadian ini, tetapi menandai perjuangan lebih lanjut untuk bebas dari jerat sekutu.

Kongres Pemuda

Pada peristiwa ini, pemuda-pemudi Indonesia bersepakat untuk tidak terpecah belah lagi. Sebelumnya, kelompok muda-mudi Indonesia sempat terpecah-pecah. Hal tersebut berubah ketika Kongres Pemuda kedua pada tanggal 27 dan 28 Oktober 1928. Dibaliknya, terdapat Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) yang terhimpun dari berbagai organisasi muda-mudi.

Emansipasi Wanita

Sejak berusia 20 tahun, R.A Kartini sudah menuangkan cita-cita dan pemikirannya melalui surat-surat yang dikirimkan ke teman-temannya. Kartini pun berani mengecam pemerintahan Belanda yang tidak memperhatikan rakyat umum, hanya kaum elit saja. Semangatnya sejak muda mendorong perjuangan kesetaraan gender hingga hari ini.

Boedi Utomo

Salah satu organisasi pemuda mula-mula ini ternilai cukup progresif dalam pembangunan Indonesia di awal-awal tahun perintisannya. Pengagasnya tak lain adalah pemuda dari lembaga pendidikan STOVIA. Dirintis pada 20 Mei 1908, organisasi ini kerap menjadi forum diskusi yang kelak membangun bangsa Indonesia.

Kesatuan Aksi Mahasiswa

Pada tahun 1965, pemerintah sempat menaikkan harga bahan bakar dan bahan baku hingga dari 50 hingga 100 persen. Pada saat itu, KAMI terbentuk dengan harapan memperbaiki ekonomi Indonesia. Anggotanya terdiri dari beberapa organisasi anak muda yang pada akhirnya menghasilkan Tri Tuntutan Rakyat (Tritura). Aksi solidaritas pemuda-pemudi ini mendorong penurunan harga bahan bakar di tahun tersebut.

Perhimpunan Indonesia

Gerakan ini merupakan cikal bakal terbentuknya organisasi politik yang berpusat pada visi kemerdekaan. Awalnya, organisasi ini dimulai dengan kepulangan Achmad Soebardjo dan Mohammad Hatta dari Belanda. Dua anak muda ini membentuk PI dengan nama awal Indosche Vereeniging, kelompok sosial yang akhirnya yang semula bertujuan untuk memajukan kesejahteraan pribumi di era kolonialisme.

Hari Pahlawan

Tanggal 10 November identik dengan pertempuran Surabaya di tahun 1945 yang kini dirayakan sebagai Hari Pahlawan. Namun, pada tahun 1977 sempat ada demo besar-besaran di beberapa kota besar di Indonesia. Ribuan mahasiswa turun ke jalan dan menyuarakan tuntutan mereka untuk mengakhiri Orde Baru. Di Surabaya misalkan, terdapat 3000 mahasiswa turun ke jalan menyuarakan tuntutan, sedangkan di Jakarta sekitar 6000 mahasiswa.

MALARI

Malapetaka Lima Belas Januari (Malari) merupakan kerusuhan besar yang terjadi lantaran ketidaksetujuan masyarakat atas tindakan pemerintah yang kerap bekerja sama dengan Jepang dalam memajukan Indonesia. Meski terlihat aksi yang merusak, mahasiswa yang memulai aksi damai tersebut menilai kerusuhan yang terjadi ditunggangi oknum-okunum. Pada masa itu, demonstran membakar dan merusak bangunan serta produk yang berbau Jepang. Akan tetapi, pemerintah Jepang kemudian memerhatikan kejadian ini dan mengkaji ulang kerja sama bilateral tersebut.