(Click on the photo to see what happened)
“Kesan gue di ULTIMAGZ itu empat tahun lebih dikit. ULTIMAGZ adalah tempat belajar gue dan ini sarana untuk mendapatkan ilmu yang banyak untuk pekerjaan gua ke depannya.”
“Pesan untuk angkatan baru, anak baru ULTIMAGZ, marilah kita berkarya bukan bekerja. Mari memberikan kontribusi dan bersinergi bersama untuk mengembangkan ULTIMAGZ yang lebih mencerahkan. Untuk alumni-alumni ULTIMAGZ, semoga saya bisa mendekatkan diri, bisa berbagi pengalaman untuk bisa memberikan arah kepada anak-anak baru ULTIMAGZ untuk masa depan mereka ke depannya.”
“Waktu dulu gue di ULTIMAGZ, ya menyenangkan. Membangun menyenangkan bersama kawan-kawan, tapi yang paling sulit menjaga. Menjaga sampai dengan sekarang. Gue berterima kasih pada kawan-kawan ULTIMAGZ sekarang telah menjaga, telah mengembangkan ULTIMAGZ sampai dengan sekarang ini. Terima kasih dan semoga sukses terus.”
“Semoga di usia yang sudah satu dekade ini, teman-teman sudah semakin matang menghasilkan karya-karya jurnalistik yang terus bertumbuh, makin berkualitas. Jangan berpuas diri, jaga idealis kalian, perhatikan prinsip-prinsip jurnalistik, objektif, berimbang, dan juga tidak berpihak pada siapapun untuk bisa menghasilkan liputan-liputan yang berkualitas. Bukan hanya kritis tapi membangun.”
we're once part of ULTIMAGZ
(Klik di gambar untuk melihat kesan pesan mereka)
“Kesan gue selama di ULTIMAGZ, seru. ULTIMAGZ adalah tempat gue untuk belajar, tempat untuk gue berpikir kritis dan tempat gue untuk mengimplementasikan apa yang udah gue pelajari di kampus selama ini. Pesan buat ULTIMAGZ, semoga ULTIMAGZ terus berjaya, bisa menjadi lebih baik lagi dan tidak lelahnya untuk berpikir kritis.”
“ULTIMAGZ buat gue itu sebagai tempat belajar. Terutama dalam hal menulis, enggak cuma jurusan jurnalistik, banyak dari jurusan ekonomi dan lain-lain itu juga sebagai wadah buat menyampai gagasan dan kekritisan mahasiswa, sih.”
“ULTIMAGZ dikenal media yang kritis gitu di kampus. Enggak ada media lain yang bisa mengkritisi sesuatu internal. ULTIMAGZ juga ke depannya bisa menjaga idealisme itu, kekritisan itu, dan bisa menuangkan gagasan pikiran dari teman-teman mahasiswa. Enggak cuman secara kritis, secara efektif dan hiburan juga, sehingga mengembangkan minat dan bakat tulis terus.”
“Kesannya selama di ULTIMAGZ, sih seru banget soalnya di sini gue bisa ketemu teman-teman baru dari beragam fakultas, dari beragam jurusan. Di sini (ULTIMAGZ) gue juga bisa dapat ilmu baru juga, sih. Jadi sebagai pemred pun, gue juga belajar bagaimana cara memimpin anak-anak gue. Tapi di sini, gue juga belajar untuk menghargai satu sama lain. Pesannya, dari generasi satu sampai generasi sekarang lebih baik keep in touch gitu sih. Bisa support satu sama lain, sih.”
“Kesan ULTIMAGZ yang dulu itu banyak banget. Berkesan karena berkat ULTIMAGZ gua berasa punya kekuatan untuk melanjutkan perjuangan jurnalis di masa depan. Jadi sekarang menjadi jurnalis di salah satu koran ekonomi nomor satu dan terbesar di Indonesia. Untuk angkatan sekarang, ULTIMAGZ.”
Gold – The Best of Java Magazine
Indonesia Student Print Media Awards (ISPRIMA) 2018
Gold – The Best of Java Magazine
Indonesia Student Print Media Awards (ISPRIMA) 2017
Silver - The Best of Java Magazine – December Edition 2014
Indonesia Student Print Media Awards (ISPRIMA) 2016
Bronze – Magazine/Book Cover - March Edition 2016
Pinasthika 2016
Bronze – The Best of Java Magazine
Indonesia Student Print Media Awards (ISPRIMA) 2014
Gold – The Best of Java Magazine
Indonesia Student Print Media Awards (ISPRIMA) 2015
Silver – The Best of Java Magazine
Indonesia Student Print Media Awards (ISPRIMA) 2017
Pemenang Majalah Presma Kategori Artistik
LPM Ekspresi
Bronze – Magazine/Book Cover March Edition 2016
Pinasthika 2016
Aku mencoba mengilustrasikan scene film indonesia yang waktu itu sempat kritis. Kering banget lah film Indonesia pada saat itu. Turut berbangga juga sama penulis Cover Story-nya, tanpa dia aku enggak bisa gambar apa-apa.
Ketua Visual 2016-2017
Illustrator Cover
Aku menyimbolkan musisi musik Indie dengan gambaran dewa yang mampu menciptakan semua sendiri, dengan kemauannya sendiri, dan dengan kekuatannya sendiri. Dalam proses mencari poin menarik untuk divisualisasikan yang berdasarkan dari Cover Story, aku menangkap kata indie dari kata independen. Di sini aku mau gambarin musik Indie memberi warna di tengah-tengah dunia musik populer yang kalau kita perhatikan monoton. Aku sadar ternyata karya buatanku bisa diapresiasi orang lain dan harus lebih baik lagi. Juga menjadi penyemangat untuk diriku sendiri dari pemikiran bimbang khas mahasiswa desain yang gemar membandingkan karya sendiri dengan orang lain.
Illustrator 2015-2017